BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam memajukan suatu perusahaan
sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang mapan, sebab sumber daya manusia
merupakan salah satu bagian dalam perusahaan yang memiliki peranan penting
untuk memajukan perusahan yang mempekerjakannya. Dengan mengetahui mutu
kehidupan kerja karyawan, melalui bagaimana karyawan tersebut merespon terhadap
berbagai program atau rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan, hal ini
dapat menjadi umpan balik yang sangat berharga bagi perusahaan tersebut. Kepuasan
kerja adalah sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya.
Disisi lain Setiap karyawan lebih menyukai pekerjaan yang memberikan
peluang kepada mereka untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan yang
dimiliki, yang mampu menawarkan satu variasi tugas, kebebasan dan umpan balik
tentang seberapa baiknya mereka dalam melakukan hal tersebut. Karakteristik
tersebut membuat pekerjaan menjadi lebih menantang secara mental.
Untuk itu dalam analisis mutu kehidupan kerja sangat dibutuhkan peran aktif
bagi seorang lider dalam memimpin karyawannya untuk melihat dan mempelajari
kondisi pasar. Karena
sedikitpun kelalaian atau kesalahan yang terjadi maka akan berakibat fatal
dalam mengembangkan suatu rencana yang telah diformulasikan sesuai dengan
kebutuhan pasar.
Dalam mengkaji
Analisis Mutu Kehidupan Kerja, lebih lanjut kita akan mengkaji secara bertahap. Agar kita bisa memahami analisis mutu kehidupan kerja secara
mendalam. Oleh karena itu pemakalah akan mencoba menkajinya dari analisis mutu
kehidupan kerja hingga masalah-masalah yang sering terjadi di dalam mutu
kehidupan kerja.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan deskripsi singkat dalam latar belakang di atas, dapat
ditarik beberapa rumusan masalah dalam makalah ini sebagaimana berikut:
1.
Apa pengertian analisis mutu kehidupan kerja?
2.
Bagaimanakah tujuan dan pentingnya pengembangan ketenagaan?
3.
Bagaimankah mutu kehidupan
kerja dan produktivitas kerja?
4.
Apa yang menjadi program peningkatan mutu kehidupan kerja?
5.
Apa masalah dari mutu
kehidupan kerja?
1.3 Tujuan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah yang tersebut di atas, maka tujuan
dalam makalah ini adalah :
1.
Menjelaskan pengertian dari Analisis Mutu Kehidupan Kerja
2.
Menjabarkan Tujuan dan Pentingnya Pengembangan Ketenagaan
3.
Mengetahui Mutu kehidupan Kerja dan Produktivitas Kerja
4.
mengetahui Program Peningkatan Mutu Kehidupan kerja
5.
Mengetahui masalah yang terjadi dalam Mutu Kehidupan Kerja
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian analisis
Mutu kehidupan kerja
Analisis mutu kehidupan kerja merupakan sebuah
tindakan yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk melihat, mengukur hasil
kerja dari para karyawan atau pegawai. Banyak perusahaan atau organisasi yang
mencari keunggulan dalam bersaing melalui kinerja para pegawainya. Perusahaan
seperti ini harus mampu mengelola perilaku dan hasil-hasil dari seluruh
pegawai, serta mampu menganalisisnya sesuai dengan mutu kehidupan kerja pagawai
agar tidak terjadi ketimpangan antara kehidupan dengan pekerjaan mereka. Lazimya
dikenal dengan analisis mutu kehidupan kerja.
Kinerja pegawai seyogyanya memperoleh perhatian dari pimpinan
pegawai, mengingat kinerja pegawai akan menjadi sumber utama dari kinerja
organisasi. Dengan kata lain maju mundurnya suatu organisasi akan sangat
tergantung pada kinerja para pegawainya. Peran aktif pegawai atau karyawan sangat berpengaruh
terhadap berkembangnya sebuah perusahaan.
Analisis mutu kehidupan kerja adalah studi
sistematis suatu pekerjaan dari organisasi untuk memperoleh informasi guna
dapat menentukan faktor yang dapat dikonpensasikan dari suatu pekerjaan.[1] Kegiatan ini melibatkan pengumpulan data
tentang suatu pekerjaan untuk menentukan dan menggambarkan faktor dapat
dikonpensasikan dengan mengenali apa yang dikerjakan karyawan, bagaimana dan
mengapa pekerjaan dilaksanakan, dan keterampilan apa yang diperlukan untuk
menyelesaikan keterampilan itu.
Dengan memberikan konpensasi dari suatu
pekerjaan terhadap berbagai faktor yang terjadi pada kondisi internal lembaga,
akan memberikan efek jera terhadap berbagai masalah eksternal yang dihadapi. Sebab, hal ini merupakan stimulus awal bagi para karyawan untuk
senantiasa selalu berpikir kreatif dalam mengembangkan amanah pekerjaan yang di
embankan kepada mereka, dan lahirlah keterampilan dalam diri setiap karyawan
untuk menyelasasikan berbagai persoalan.
2.2 Tujuan dan
pentinganya pengembangan Ketenagaan
Tujuan dan Pentingnya pengembangan ketenagaan
dalam suatu lemabaga merupakan faktor yang sangat urgensial, karena dalam masa
panjang pekerjaan seorang karyawan akan merasa jenuh jika tidak ada
stimulus-stimulus tambahan dalam meningkatkan daya keterampilan dalam
pekerkajaan.
Untuk menelaah lebih jauh, ada lima tujuan
yang mempengaruhi respon afektif seseorang terhadap pekerjaannya, yaitu[2]:
a.
Pekerjaan itu sendiri, yaitu sejauh mana pekerjaan menyediakan
kesempatan seseorang untuk belajar memperoleh tanggung jawab dalam suatu tugas
tertentu dan tantangan untuk pekerjaan yang menarik.
b.
Bayaran, yaitu upah yang diperoleh seseorang sebanding dengan usaha
yang dilakukan dan sama dengan upah yang diterima oleh orang lain dalam posisi
kerja yang sama.
c.
Kesempatan untuk promosi, yaitu kesempatan seseorang untuk meraih
atau dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi dalam organisasi.
d.
Atasan, yaitu kemampuan atasan untuk memberikan bantuan teknis dan
dukungan terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab para bawahan.
e.
Rekan kerja, yaitu sejauh mana rekan kerja secara teknis cakap dan
secara sosial mendukung tugas rekan kerja lainnya.
Dapat
dideskripsikan lima dimensi tersebut merupakan peransang vital dalam
pengembangan ketenagaan seorang karyawan dalam pekerjaannya, dan yang paling
berwenang dalam memperhatikan hal
ini adalah seorang Lider atau pemimpin dalam kelembagaan itu. Peran
seorang pemimpin dalam memajukan lembaganya sangat ditunjang dari karyawannya,
jadi adanya timbal balik antara karyawan dengan pemimpin dalam memajukan
lembaganya secara baik diperlukan dengan memperhatikan lima dimensi tersebut.
Mengkaji tentang konsep kepemimpinan dalam prespektif islam, sangatlah
relevan jika didasarkan pada Al-Qur’an dan Al-Hadis. Kata yang relevan dengan
makna pemimpin dapat ditemukan dalam Al-Qur’an antara lain adalah Imam dan
Khalifah.[3]
Kata ini terdapat dalam Al-Qur’an di antaranya adalah dalam surah-surah
berikut:
ÏÎ)ur #n?tFö/$# zO¿Ïdºtö/Î) ¼çm/u ;M»uKÎ=s3Î/ £`ßg£Js?r'sù ( tA$s% ÎoTÎ) y7è=Ïæ%y` Ĩ$¨Y=Ï9 $YB$tBÎ) ( tA$s% `ÏBur ÓÉLÍhè ( tA$s% w ãA$uZt Ïôgtã tûüÏJÎ=»©à9$# ÇÊËÍÈ
Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat
(perintah dan larangan), lalu ibrahim melaksanakannya dengan baik. Allah
berfirman, “sesungguhnya Aku akan menjadikan engkau pemimpin bagi manusia”.
Ibrahim berkata (berdo’a), “dan dari keturunanku (juga)” Allah berfirman:
“Janjiku (ini) tidak diperoleh orang-orang yang zalim” (QS Al-Baqarah [2]: 124)
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
Dan ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat “sesungguhnya Aku akan
menciptakan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata, “mengapa engkau
hendak menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
dan menumpahkan darah padanya, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui”. (QS Al-Baqarah [2]: 30)
2.3 Mutu kehidupan
kerja dan Produktifitas kerja
Mutu atau kualitas kehidupan kerja merupakan suatu kondisi kerja sebagai
hasil dari interaksi antara karyawan dengan pekerjaannya sehingga membuat
pekerja lebih produktif dan memberikan kepuasan dalam bekerja. Adapun
langkah-langkah yang harus dibuat dalam mengkonstruk karyawan untuk mencapai
mutu kehidupan kerja yang signifikan, diantaranya:
a.
Perlakuan yang adil terhadap para pegawai
b.
Kesempatan bagi para pegawai untuk menggunakan
kemampuan secara penuh.
c.
Kesempatan untuk mewujudkan diri
d.
Kesempatan untuk mengambil keputusan secara bersama dalam
melibatkan pekerjaan mereka.[4]
Dari uraian
diatas dapat diambil sebuah pemahaman bahwa
dalam mengembangkan mutu dalam pekerjaan adalah dengan
memberikan keleluasaan berpikir bagi para pekerjanya untuk mempertajam wawasan
dalam membidangi berbagai persoalan di perusahaan atau lembaga pendidikan Islam.
Sementara Produktivitas
kerja adalah produktivitas sebagai pengukuran output berupa barang atau jasa
dalam hubungannya dengan input yang
berupa karyawan, modal, materi atau bahan baku dan peralatan. produktivitas
kerja juga menunjukkan bahwa individu merupakan perbandingan dari efektivitas
keluaran (pencapaian unjuk kerja maksimal) dengan efisiensi salah satu masukan
(tenaga kerja) yang mencangkup kuantitas, kualitas dalam waktu tertentu.[5]Dengan
kata lain produktivitas kerja adalah korelasi terbalik antra masukan dan
luaran.[6]
Produktivitas kerja adalah suatu ukuran dari pada hasil kerja atau
kinerja seseorang dengan proses input sebagai masukan dan output sebagai
keluaran yang merupakan indikator dari pada
kinerja karyawan dalam menentukan bagaimana usaha untuk mencapai produktivitas
yang tinggi dalam suatu organisasi. Jadi produktivitas kerja merupakan
performance appraisal atau penilaian kinerja yang merupakan suatu penggambaran
sistematis tentang individu atau kelompok yang berkaitan dengan kelebihan dan
kekurangan dalam suatu pekerjaan sebagai bentuk evaluasi bagi indiviu yang
berkaitan dengan pelaksanaan organisasinya.
Dalam membangun produktivitas kerja ada empat hal yang harus diperhatikan:
a.
Fokus pada langkah kecil yang berdampak besar
b.
Semua orang harus berkontribusi
c.
Hilangkan stres pekerjaan
d.
Kobarkan semangat bekerja.[7]
2.4 Program Mutu
kehidupan kerja
Pada dasarnya mutu kehidupan kerja perlu diciptakan oleh perusahaan untuk
memberikan keseimbangan kepada karyawan dalam melaksanakan dan menjalankan
kehidupan pribadi. program dalam mutu kehidupan kerja dilakukan karena beberapa
alasan.[8]
a. Organisasi memiliki tujuan untuk memikat,
memotivasi dan mempertahankan karyawan yang memiliki kompetensi sesuai dengan
harapan.
b. Sebagai karyawan, dalam perusahaan harus
bekerja melibihi jam kerja dan hari kerja, sehingga mereka membutuhkan waktu
yang fleksibel untuk tetap memenuhi kebutuhan pribadi.
Jadi, mutu kehidupan kerja diperlukan adanya
kebersamaan antara para karyawan dengan karyawan lain. Agar dalam sebuah
perusahaan atau lembaga pendidikan bisa berjalan sesuai dengan program atau
tuntutan kerja dari sebuah perusahaan atau lembaga pendidikan.
2.5 Masalah dalam
Mutu kehidupan kerja
Dalam kehidupan pekerjaan seorang karyawan
diperusahaan, tentu banyak mengalami masalah dalam kehidupan kerjanya. Akan
dikemukakan beberapa masalah yang sering terjadi dalam kehidupan kerja terhadap
seorang karyawan, diantara masalahnya adalah dengan orang-orang yang memiliki
sifat seperti, “si pelempar beban”, “si penyebar desas desus”, dan “si
penghianat”[9],
bagaimanakah cara menghindar dan mengatasi mereka?, perhatikan langkah-langkah
berikut:
a. Si pelempar beban
1) Jenis si pelempar beban ini sering
mengedepankan pertanyaannya, Bisakah anda membantu saya sore ini?
2) Hal-hal yang harus anda hindari.
-
Bersikap toleransi terhadap “si pelempar beban” ataupun
bersedia untuk mengambil alih pekerjaannya. Anda hanya akan memperkuat perilaku
dia.
-
Benar-benar menjauhi rekan kerja ini.
3) Hal-hal yang harus anda lakukan.
-
Periksalah prasangka pribadi anda
-
Tanyakan kepada rekan kerja mengenai pandangan mereka
terhadap orang ini.
-
Temuilah “si pelempar beban” dan berikan saran kepadanya.
-
Berilah rangsangan dan motivasi untuk berubah.
b. Penyebar desas desus.
1) Si penyebar desas desus ini, cirinya sering
menggunjing dan memprovokasi orang lain dikantor.
2) Hal-hal yang harus anda hindari.
-
Jatuh dalam perangkapnya.
-
Mau mendengar ceritanya dan tidak menanggapinya.
-
Memberikan saran kepada yang lain untuk tidak
terpengaruh.
3) Hal-hal yang harus anda lakukan.
-
Hindari si penyebar desas desus sejauh anda bisa.
-
Koreksilah setiap gunjingannya.
-
Jika gunjingannya tentang anda katakanlah kepadanya bahwa
anda tidak menghargainya.
c. Si penghianat
1) Kategori si penghianat ini sering ditemukan
dalam suatu pekerjaan, ciri-ciri yang paling kental dengan orang ini adalah
sering mengatakan, “Kebaikan anda akan saya beritahukan kepada atasan.
2) Hal-hal yang harus dihindari.
-
Melawan balik dengan menikam dia dari belakang.
-
Mengeluhkan kepada rekan sekerja.
-
Tidak bertindak apa-apa.
3) Hal-hal yang harus anda
lakukan.
-
Periksalah kontribusi anda pada keadaan ini.
-
Mintalah pandangan dari orang lain untuk mengetahui siapa
dia, dan apa yang sering dilakukan dibelakang kita.
-
Sebelum menghadapinya kumpulkan bukti anda dengan hati.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Analisis mutu
kehidupan kerja adalah studi sistematis suatu pekerjaan dari organisasi untuk
memperoleh informasi guna dapat menentukan factor yang dapat dikonpensasikan
dari suatu pekerjaan.
2. Tujuan
Pengembangan Ketenagaan
Perihal yang harus diperhatikan dalam pengemban
ketenagaan yaitu dengan melihat beberapa aspek diantaranya, Pekerjaan itu
sendiri, yaitu sejauh mana pekerjaan menyediakan kesempatan seseorang untuk
belajar memperoleh tanggung jawab dalam suatu tugas tertentu dan tantangan
untuk pekerjaan yang menarik. Bayaran, yaitu upah yang diperoleh seseorang
sebanding dengan usaha yang dilakukan dan sama dengan upah yang diterima oleh
orang lain dalam posisi kerja yang sama. Kesempatan untuk promosi, yaitu
kesempatan seseorang untuk meraih atau dipromosikan ke jenjang yang lebih
tinggi dalam organisasi. Atasan, yaitu kemampuan atasan untuk
memberikan bantuan teknis dan dukungan terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab para bawahan. Rekan kerja, yaitu sejauh mana rekan kerja
secara teknis cakap dan secara social mendukung tugas rekan kerja lainnya.
3.
Mutu kehidupan kerja dan Produktivitas kerja
Mutu atau kualitas kehidupan kerja merupakan suatu kondisi kerja
sebagai hasil dari interaksi antara karyawan dengan pekerjaannya sehingga
membuat pekerja lebih produktif dan memberikan kepuasan dalam bekerja.
Produktivitas kerja adalah produktivitas sebagai pengukuran output berupa
barang atau jasa dalam hubungannya dengan inputyang berupa karyawan, modal,
materi atau bahan baku dan peralatan.
4. Program Mutu
kehidupan kerja
Organisasi memiliki tujuan untuk memikat, memotivasi dan
mempertahankan karyawan yang memiliki kompetensi sesuai dengan harapan. Sebagai
karyawan, dalam perusahaan harus bekerja melibihi jam kerja dan hari kerja,
sehingga mereka membutuhkan waktu yang pleksibel untuk tetap memenuhi kebutuhan
pribadi.
5. Masalah kehidupan kerja
Dalam kehidupan pekerjaan seorang karyawan diperusahaan,
tentu banyak mengalami masalah dalam kehidupan kerjanya. Akan dikemukakan
beberapa masalah yang sering terjadi dalam kehidupan kerja terhadap seorang
karyawan, diantara masalahnya adalah dengan orang-orang yang memiliki sifat
seperti, “si pelempar beban”, “si penyebar desas desus”, dan “si penghianat”.
[1]Veitzhal
Rivai dan Ella Jauvani Sagala, manajemen sumber daya manusia untuk
perusahaan, (cet, 5; Jakarta: PT Raja Grapindo Persada, 2013), hlm. 100.
[2]Noor
Arifin, Jurnal Economia, (Volume
8, Nomor 1, April 2012), hlm. 14.
[3]
Dr. Prim Masrokan Mutohar, M.Pd. Manajemen Mutu Sekolah: strategi
peningkatan mutu dan daya saing lembaga pendidikan islam (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. 2013), hlm 223
[4]http://goenable.wordpress.com/2012/01/06/kualitas-kehidupan-kerja-dan-kinerja,
dirujuk pada, 15 november, 2014.
[5]Nuzsep
Almigo. Jurnal PSYCHE, Vol. 1 No. 1, Desember 2004, hlm. 53.
[6]Sondang
dan Siagian, Manajemen Stratejik, (cet, 9: Jakarta; PT Bumi Aksara,
2011), hlm.130.
[7]http://www.the-marketeers.com/archives/cara-meningkatkan-produktivitas-kerja-tim.html, dirujuk
pada. 15 november, 2014.
[8]http://download.portalgaruda.org/article.php?article=90153&val=4283&title, dirujuk pada 15 november 2014.
[9]Sam Deep dan Lyle Sussman, Mengefektifkan Kerja, (cet, II: Jakarta: PT Pustaka Binaman Persindo), hlm.
216-219.