BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lembaga pendidikan yang baik adalah lembaga pendidikan yang mampu
mengimplementasikan visi dan misi pendidikan secara nyata (riil). Visi
dan misi pendidikan tidak hanya sebagai slogan atau sebagai hiasan serta
pajangan dinding sekolah saja tetapi memang benar-benar harus dijadikan
landasan untuk membawa lembaga pendidikan itu ke arah perbaikan yang
disertai dengan adanya inovasi-inovasi
didalamnya. Untuk mewujudkannya, visi dan misi lembaga pendidikan harus
didukung dari peran aktif, tidak hanya kepala sekolah atau guru saja, tetapi
semua warga sekolah
Sedangkan tujuan pendidikan merupakan komponen yang memiliki peran yang
strategis bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 pada
alinia ke empat adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Untuk mewujudkan hal
tersebut dibutuhkan usaha yang terencana dan terprogram dengan jelas dalam
agenda pemerintahan yang berupa penyelenggaraan pendidikan.
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diberikan tugas untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional harus menjalankan perannya dengan baik.
Dalam menjalankan peran sebagai lembaga pendidikan ini, sekolah harus dikelola
dengan baik agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan
dengan optimal. Pengelolaan sekolah yang tidak profesional dapat menghambat
proses pendidikan yang sedang berlangsung dan dapat menghambat langkah sekolah
dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidian formal.
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik untuk membahas dan menggali
lebih dalam pengetahuan tentang “perumusan visi, misi, dan tujuan pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai
dengan deskripsi singkat dalam latar belakang di atas, dapat ditarik beberapa rumusan masalah dalam makalah ini sebagaimana
berikut:
1. Apa pengertian Visi, Misi, dan Tujuan
Pendidikan?
2. Bagaimana merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan
Pendidikan?
1.3 Tujuan Masalah
Sesuai dengan rumusan masalah yang tersebut di atas, maka tujuan
dalam makalah ini adalah :
1.
Mengetahui pengertian Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan
2. Mengetahui cara merumuskan Visi, Misi, dan
Tujuan Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Visi,
Misi, dan Tujuan Pendidikan
1.1 Pengertian Visi
Visi adalah gambaran
realistis, rial dan menarik tentang masa depan perusahaan. Untuk mewujudkan
visi ini harus jelas tujuan dan sasaran perusahaan yang hendak dicapai serta
mengarahkan strategi untuk menyatukan gagasan strategis dalam rangka membangun
komitmen seluruh karyawan.[1]
Visi merupakan gambaran tentang masa depan (future) yang realistik
dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu. Visi adalah pernyataan yang
diucapkan atau ditulis hari ini, yang merupakan proses manajemen saat ini yang
menjangkau masa yang akan datang (Akdon, 2006:94).
Visi juga dapat diartikan sebagai pandangan,
keinginan, cita-cita, harapan, dan impian-impian tentang masa depan. Pernyataan
visi ini mengisyaratkan mengenai tujuan puncak yang hendak dicapai oleh lembaga
pendidikan atau sekolah. Visi biasanya memiliki kata-kata yang singkat,
langsung, dan langsung menuju tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga
pendidikan atau sekolah.[2]
Hax dan Majluf dalam Akdon (2006:95)
menyatakan bahwa visi adalah pernyataan yang merupakan sarana untuk:
1. Mengkomunikasikan alasan keberadaan organisasi
dalam arti tujuan dan tugas pokok.
2. Memperlihatkan
framework hubungan antara organisasi dengan stakeholders (sumber daya manusia
organisasi, konsumen/citizen, pihak lain yang terkait).
3. Menyatakan sasaran
utama kinerja organisasi dalam arti pertumbuhan dan perkembangan.
Pernyataan visi, baik yang tertulis atau diucapkan perlu ditafsirkan dengan
baik, tidak mengandung multi makna sehingga dapat menjadi acuan yang
mempersatukan semua pihak dalam sebuah organisasi (sekolah). Bagi sekolah Visi adalah imajinasi moral yang menggambarkan profil
sekolah yang diinginkan di masa datang. Imajinasi ke depan seperti itu akan
selalu diwarnai oleh peluang dan tantangan yang diyakini akan terjadi di masa
datang. Dalam menentukan visi tersebut, sekolah harus memperhatikan
perkembangan dan tantangan masa depan.
Di dalam praktik untuk menyamakan persepsi tentang visi ini ternyata tidak
mudah meskipun sudah dinyatakan secara tertulis dan disosialisasikan kepada
seluruh lapisan karyawan. Dengan demikian visi ini harus diingatkan kembali
secara periodik.
1.2
Pengertian Misi
Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi
pihak-pihak yang berkepentingan di masa datang (Akdon, 2006: 97). Pernyataan
misi mencerminkan tentang penjelasan produk atau pelayanan yang ditawarkan.
Pernyataan misi harus:
1. Menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh organisasi
dan bidang kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan.
2. Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk mencapainya.
3. Mengundang partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang itama
yang digeluti organisasi (Akdon, 2006:98).
Misi adalah suatu cara yang dilakukan untuk
mewujudkan suatu visi tersebut. Misi dalam pendidikan seringkali diartikan
sebagai sesuatu yang harus dilaksanakan dan berkaitan dengan visi pendidikan,
atau bisa dikatakan bahwa misi itu memberikan arahan yang jelas, baik untuk
masa sekarang maupun untuk masa yang akan datang.[3]
1.3
Pengertian Tujuan
Pandangan pertama tentang tujuan pendidikan diketengahkan oleh UNESCO.
UNESCO mengemukakan pendidikan untuk semua tujuan (education for all).
Menurut UNESCO, pada 2015 ada enam tujuan pendidikan yang disepakati secara
internasional untuk memenuhi kebutuhan belajar semua anak, remaja, dan orang
dewasa.
1.
memperluas dan
meningkatkan perawatan dan pendidikan anak usia dini yang komprehensif,
terutama bagi anak-anak yang paling rentan dan kurang beruntung.
2.
Memastikan
bahwa menjelang tahun 2015, semua anak khususnya anak perempuan, anak-anak
dalam keadaan sulit dan mereka termasuk etnik mitoritas, memiliki ekses ke
pendidikan dasar lengkap, gratis, dan wajib dengan kualitas yang baik.
3.
Memastikan
kebutuhan belajar semua anak muda dan orang dewasa terpenuhi melalui akses yang
adil terhadap pembelajaran yang tepat dan program keterampilan hidup.
4.
Mencapai 50
persen perbaikan dalam tingkat keaksaraan dewasa menjelang tahun 2015 terutama
bagi perempuan, dan akses yang adil pada pendidikan dasar dan berkelanjutan bagi
semua orang dewasa.
5.
Menghapus
disparitas gender dalam pendidikan dasar dan menengah pada 2005 dan mencapai
kesetaraan gender dalam pendidikan pada 2015 dengan fokus jaminan bagi
perempuan atas akses penuh dan sama pada prestasi dalam pendidikan dasar dengan
kualitas yang baik.
6.
Meningkatkan
semua aspek kualitas pendidikan dan memastikan keunggulan semua sehingga hasil
pembelajaran yang diakui dan terukur dicapai oleh semua, terutama dalam
keaksaraan, berhitung dan keterampilan hidup yang penting.[4]
Tujuan pendidikan menurut Johan Amos Comenius adalah untuk membuat
persiapan yang berguna diakhirat nanti. Tujuan pendidikan bersifat abstrak
karena memuat nilai-nilai yang bersifat abstrak.
Menurut Danim (2011:40), secara tradisional tujuan utama pendidikan adalah
transmisi pengetahuan atau proses membangun manusia menjadi berpendidikan. Transfer
pengetahuan yang diperoleh dibangku sekolah atau di lembaga pelatihan ke dunia
nyata adalah sesuatu yang terjadi secara alami sebagai konsekuensi dari
kepemilikan pengetahuan oleh peserta didik atau siswa.
Selanjutnya secara akademik, Danim (2011: 41) mengemukakan bahwa pendidikan
memiliki beberapa tujuan, sebagai berikut:
1.
Mengoptimalisasi
potensi kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki oleh siswa.
2.
Mewariskan
nila-nilai budaya dari generasi ke generasi untuk menghinari sebisa mungkin
anak-anak tercabut dari akar budaya dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
3.
Mengembangkan
daya adaptabilitas siswa untuk menghadapi situasi masa depan yang terus
berubah, baik intensitas maupun persyaratan yang diperlukan sejalan dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4.
Meningkatkan
dan mengembangkan tanggung jawab moral siswa, berupa kemampuan untuk membedakan
mana yang benar mana yang salah, dengan spirit atau keyakinan untuk memilih dan
menegakkannya.
5.
Mendorong dan
membantu siswa mengembangkan sikap bertanggung jawab terhadap kehidupan pribadi
dan sosialnya, serta memberikan kontribusi dalam aneka bentuk secara leluasa
kepada masyarakat.
6.
Mendorong dan
membantu siswa memahami hubungan yang seimbang antara hukum dan kebebsan
pribadi dan sosial.[5]
Penjabaran diatas merupakan
pernyataan bahwa tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu yang telah ditentukan. Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan
pada faktor-faktor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan
misi.
2.2 Merumuskan
Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan
2.1 Merumuskan Visi
Bagi suatu organisasi visi memiliki peranan yang
penting dalam menentukan arah kebijakan dan karakteristik organisasi tersebut.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan sebuah visi menurut
Bryson (2001:213) antara lain:
1.
Visi harus
dapat memberikan panduan/arahan dan motivasi.
2.
Visi harus
desebarkan di kalangan anggota organisasi (stakeholder)
3.
Visi harus
digunakan untuk menyebarluaskan keputusan dan tindakan organisasi yang penting.
Menurut Akdon (2006:96), terdapaat beberapa kriteri
dalam merumuskan visi, antara lain:
1.
Visi bukanlah
fakta, tetapi gambaran pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan.
2.
Visi dapat
memberikan arahan, mendorong anggota organisasi untuk menunjukkan kinerja yang
baik.
3.
Dapat
menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan
4.
Menjembatani
masa kini dan masa yang akan datang.
5.
Gambaran yang
realistik dan kredibel dengan masa depan yang menarik.
6.
Sifatnya tidak
statis dan tidak untuk selamanya.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, rumusan visi
sekolah yang baik seharusnya memberikan isyarat:
1.
Visi sekolah
berorientasi ke masa depan, untuk jangka waktu yang lama.
2.
Menunjukkan
keyakinan masa depan yang jauh lebih baik, sesuai dengan norma dan harapan
masyarakat.
3.
Visi sekolah
harus mencerminkan standar keunggulan dan cita-cita yang ingin dicapai.
4.
Visi sekolah
harus mencerminkan dorongan yang kuat akan tumbuhnya inspirasi, semangat dan
komitmen bagi stakeholder.
5.
Mampu menjadi
dasar dan mendorong terjadinya perubahan dan pengembangan sekolah ke arah yang
lebih baik.
6.
Menjadi dasar
perumusan misi dan tujuan sekolah.
7.
Dalam
merumuskan visi harus disertai indikator pencapaian visi.
2.2 Merumuskan Misi
Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Jadi misi
merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan
tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi. Dengan kata lain, misi
adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan
berbagai indikatornya.
Ada beberapa kriteria dalam pembuatan misi, antara lain:
1.
Penjelasan
tentang produk atau pelayanan yang ditawarkan yang sangat diperlukan oleh
masyarakat.
2.
Harus jelas
memiliki sasaran publik yang akan dilayani.
3.
Kualitas produk
dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing yang meyakinkan masyarakat.
4.
Penjelasan
aspirasi bisinis yang diinginkan pada masa mendatang juga bermanfaat dan
keuntungannya bagi masyarakat dengan produk dan pelayanan yang tersedia (Akdon,
2006:99).
Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam merumuskan misi sekolah antara lain:
1. Pernyataan misi sekolah harus menunjukkan secara jelas mengenai apa yang
hendak dicapai oleh sekolah.
2. Rumusan misi sekolah selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan
“tindakan” dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada
rumusan visi.
3. Satu indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. Antara
indikator visi dengan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat benang
merahnya secara jelas.
4. Misi sekolah menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan
diberikan pada masyarakat (siswa)
5. Kualitas produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing yang
tinggi, namun disesuaikan dengan kondisi sekolah.
2.3 Merumuskan
Tujuan
Tujuan menggambarkan arahan yang jelas bagi sekolah. Perumusan
tujuan akan strategi/perlakuan, arah kebijakan dan program suatu sekolah. Oleh
karena itu perumusan tujuan harus memberikan ukuran lebih spesifik dan
akuntabel. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan
sekolah, antara lain:
1.
Tujuan sekolah harus memberikan ukuran yang spesifik dan
akuntabel (dapat diukur)
2.
Tujuan sekolah merupakan penjabaran dari misi, oleh
karena itu tujuan harus selaras dengan visi dan misi.
3.
Tujuan sekolah menyatakan kegiatan khusus apa yang akan
diselesaikan dan kapan diselesaikannya?
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, pemakalah mencoba memberi conto
riil terhadap Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan.
A. Visi
Pascasarjana UIN Maliki Malang
Menjadi Program
Pascasarjana terkemuka dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran,
penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat, untuk menghasilkan lulusan yang
memiliki kapasitas intelektual, keahlian, dan kepribadian yang mencerminkan
integritas keislaman dan keilmuan.
B. Misi
Pascasarjana UIN Maliki Malang
1. Mengantarkan peserta didik kepada kekokohan aqidah dan kedalaman spiritual,
keagungan akhlak, keluasan ilmu, dan kematangan profesional.
2. Memberikan pelayanan akademik dan keilmuan untuk mendukung perkembangan
ilmu pengetahuan melalui riset dan pengkajian ilmu pengetahuan yang bercirikan
Islam.
3. Mengembangkan peserta didik untuk memiliki kecakapan intelektual,
integritas kepribadian, dan keahlian yang selaras dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4. Menyiapkan peserta didik menjadi generasi yang berguna bagi masyarakat
dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memecahkan persoalan
kehidupan masyarakat.
C. Tujuan Pascasarjana UIN Maliki Malang
Program
Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang bertujuan menghasilkan ilmuan
yang memiliki kemampuan:
1.
Mengembangkan
ilmu pengetahuan dan menemukan konsep-konsep baru dalam bidang ilmu dan profesi
yang ditekuni melalui proses pendidikan dan kegiatan akademik yang
terorganisir, serta penelitian mandiri.
2.
Mengorganisasikan,
melaksanakan, dan memimpin penelitian dalam bidang ilmu dan profesi yang
ditekuni untuk melahirkan tradisi ilmiah berderajat tinggi dan bermanfaat bagi
perubahan dan kemajuan masyarakat.
3.
Menerapkan
pendekatan multidisipliner/interdisipliner dan integrasi Islam dengan ilmu
pengetahuan dalam melaksanakan keahlian akademik dan profesional.[6]
BAB III
PENUTUP
2.3
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Visi adalah gambaran realistis, rial dan menarik tentang masa depan perusahaan.
Untuk mewujudkan visi ini harus jelas tujuan dan sasaran perusahaan yang hendak
dicapai serta mengarahkan strategi untuk menyatukan gagasan strategis dalam
rangka membangun komitmen seluruh karyawan. Misi adalah pernyataan mengenai
hal-hal yang harus dicapai organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di
masa datang (Akdon, 2006: 97). Pernyataan misi mencerminkan tentang penjelasan
produk atau pelayanan yang ditawarkan. Sedangankan tujuan pendidikan menurut
Johan Amos Comenius adalah untuk membuat persiapan yang berguna diakhirat
nanti. Tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang
bersifat abstrak.
2. merumuskan sebuah visi menurut Bryson (2001:213) antara lain:
1.
Visi harus
dapat memberikan panduan/arahan dan motivasi.
2.
Visi harus
desebarkan di kalangan anggota organisasi (stakeholder)
3.
Visi harus
digunakan untuk menyebarluaskan keputusan dan tindakan organisasi yang penting.
Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi. Jadi misi
merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban, dan rancangan
tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi. Dengan kata lain, misi
adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang dituangkan dalam visi dengan
berbagai indikatornya. Tujuan
pendidikan adalah menggambarkan arahan yang jelas bagi sekolah. Perumusan tujuan akan
strategi/perlakuan, arah kebijakan dan program suatu sekolah. Oleh karena itu
perumusan tujuan harus memberikan ukuran lebih spesifik dan akuntabel
[1] Satmoko, SE dan Irmim
Soejitno, Peran Strategis Manajer SDM (Jakarta: Seyma Media, 2005), hlm.
96.
[2] Aminatul Zahroh, Total
Quality Management “teori & praktik manajemen untuk mendongkrak mutu
pendidikan (Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. 2014), hlm 52
[4] Dr. Drs. Rulam Ahmadi,
M.Pd, Pengantar Pendidikan “asas & filsafat pendidikan (Yogyakarta:
AR-RUZZ MEDIA, 2014), hlm 42
[6]
http://pasca.uin-malang.ac.id/visi-dan-misi-pps-uin/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar